Pernikahan merupakan simbol cinta sekaligus tanda dimulainya perjalanan panjang bagi Anda dan pasangan untuk bekerja keras dalam mengupayakan berbagai hal agar relasi cinta bisa terus langgeng hingga maut memisahkan. Dan penting untuk diingat, merawat wajah tidak melulu menguras energi dan bisa menjadi hal yang sangat relaxing. Begitu pun menjaga benih cinta dapat menjadi momen yang menyenangkan. 
Selamat menikmati edisi ELLE BRIDE tahun ini, semoga Anda menemukan inspirasi untuk hari bahagia Anda dan pasangan!

Kali ini saya berkesempatan berbincang dengan sosok yang 
tidak asing di dunia perfilman Tanah Air. Dua tahun silam, saat perempuan ini baru saja menikah, ELLE sempat tertukar cerita panjang lebar tentang babak baru kehidupan berumah tangga. Dalam percakapan kali ini, ia telah menyandang status baru sebagai ibu dari seorang anak perempuan. Di sebuah hari yang terik, Julie Estelle bercerita tentang aktivitas, cinta, kehidupan, dan mimpi-mimpinya. Cuaca panas melarutkan segala kisah yang dituturkannya dalam suasana santai. Kadang Julie senyum tertawa kala dia bercerita tentang buah hatinya, Brielle. Namun tak jarang terasa bersemangat ketika meluapkan gairah dan kecintaannya pada dunia seni peran dan keaktoran yang telah ditekuninya selama nyaris dua dekade.

MENJALANI BERBAGAI peran dalam kehidupannya,
Cindy Ozzie memiliki gaya personal yang tak terimitasi dan mencerminkan setiap aspek hidupnya. Sebagai seorang entrepreneur, organizer ArtMoments, florist, dekorator acara, filantropis, dan traveller paruh waktu, setiap peran ini membutuhkan pendekatan fashion yang berbeda. “Saat menghadiri rapat bisnis, saya memilih tampilan yang lebih polished dan profesional. Untuk acara malam bersama teman atau date night, saya cenderung memilih gaya yang lebih feminin namun tetap chic. Dan ketika menghadiri acara brand atau seni, saya ingin tampil lebih stylish dan edgy,” ungkap Cindy. Baginya, fashion adalah cara untuk merangkul setiap momen dengan percaya diri dan keanggunan.

Menjalankan roda kepemimpinan di ELLE selama hampir tujuh tahun merupakan bentuk komitmen terlama yang pernah saya jalani. Maka lumrah apabila ELLE dan tim kecil kami punya tempat istimewa di hati dan pikiran saya. Ketika berbicara tentang ELLE, saya punya versi saya pribadi. Bagi saya, ELLE menggambarkan sesuatu yang baru. ELLE harus selalu muda, cerdas, lantang, segar, inovatif, berani, dan kreatif. Saya tidak ingin ELLE hanya menjadi milik satu generasi, meski di sisi lain harus bisa menjadi gambaran akan sebuah generasi. Pembaca dan audiens mungkin berubah seiring waktu, tetapi ELLE sebagai filosofi tidak akan pernah berubah. ELLE adalah 
tentang kegembiraan, energi baik, kesegaran, ekspresi, inklusivitas, berada di momen, dan selalu relevan. ELLE selalu membuat Anda merasa dimengerti dan selalu ada hal yang bisa dinikmati oleh setiap orang. ELLE adalah prinsip dan gaya hidup.

MENGAPA SENI ITU PENTING dan apa perlunya di saat kehidupan terasa berat oleh hal-hal utama dalam hidup?
Hal utama di sini adalah kebutuhan hidup yang menjadi fondasi, seperti bagaimana kita mencukupi kebutuhan pokok: sandang, pangan, papan. Semakin menuanya dunia dengan aneka kesempatan yang sempit, untuk memenuhi kebutuhan utama itupun rasanya waktu habis menguap berkejaran dengan aneka tenggat waktu, persaingan, dan ritme hidup yang semakin cepat. Sebab aneka berita dan informasi diproses dengan instan, asal cepat. 
Lalu pertanyaannya, apa kemudian pentingnya seni dalam hidup yang serba cepat: mengejar target dan mengisi kebutuhan hidup utama? Seni adalah sebuah bagian penting dari waktu. Bayangkan di saat kita hadir menjadi bagian dari seni itu, baik menikmati unsur seni yang membutuhkan indra pendengaran atau penglihatan, seperti: mendengarkan musik, lagu, atau narasi (cerita) kisah, sajak, syair, atau mengamati lukisan, patung atau memperhatikan motif pada kain juga perhiasan: maka elemen di dalam tubuh pun dipaksa untuk diam, menyimak, menghayati, dan merasakan. Dan waktu pun terseret olehnya.

SAYA BERASAL DARI Makassar namun menghabiskan seluruh masa kanak-kanak hingga dewasa di kota Jakarta. Dan saya merasa pertanyaan “Asli mana?” tidak selalu mudah untuk dijawab. Biasanya saya menanggapi situasi tersebut dengan menjelaskan panjang lebar “asal-muasal” saya ke si penanya, demi memastikan semua hal jelas. Bagi banyak warga Jakarta, pertanyaan sederhana tersebut tidaklah asing untuk ditanyakan ataupun dijawab. Sebagian orang menanyakannya karena rasa ingin tahu, tapi tidak sedikit yang melontarkannya sebagai bahan pembuka obrolan. Mengingat banyak warga Jakarta adalah pendatang, maka pertanyaan “Asli mana?” membuat Anda terkoneksi dalam level tertentu dengan lawan bicara.

Travelling adalah sebuah pengalaman, pembelajaran, eksplorasi badan dan pikiran, dan bahkan, seperti pengalaman saya, sebuah pembekalan ke masa depan. Saat berwisata di negeri  sendiri, kita bahkan bisa semakin mengenal siapa diri kita, sejarah kita, dan ke mana langkah  kita berikutnya. Winston Churchill pernah berkata “The farther backward you can look, the farther forward you are likely to see”. Ia bicara tentang waktu dan sejarah, dan saya merasa ini melekat pada seberapa jauh kita mengenal jati diri kita sendiri melalui sejarah negeri yang justru akan membuat kita mampu melihat lebih jauh ke depan. Travelling akan membantu kita tidak hanya mengenalnya, tapi menyelaminya secara langsung.

Dulu seorang guru pernah bilang, penting bagi setiap orang untuk benar benar memahami kesehatan reproduksi masing-masing; bukan hanya dalam hal fisik, tapi juga segala aspek yang berkaitan dengan sistem reproduksi; fungsi, proses, dan dampaknya pada kesejahteraan mental dan sosial. Pepatah ‘banyak anak, banyak rejeki’ sepertinya perlu ditinjau kembali relevansinya di masa sekarang. Sama halnya dengan merencanakan keuangan untuk masa depan, perencanaan dan pengetahuan tentang reproduksi seksual tak kalah penting. Terlebih kini kita dimudahkan oleh berbagai jenis alternatif kontrasepsi yang begitu beragam juga aman, tak hanya bagi perempuan tetapi juga untuk laki-laki!
Di bulan April yang begitu spesial ini, ada makna lebih ketika bulan suci Ramadan yang penuh rahmat dirayakan tak jauh dari peringatan Hari Bumi. Semesta seakan ingin mengajak kita untuk hidup penuh kasih dan sarat kepedulian, termasuk pada Bumi tercinta. Mewakili tim majalah ELLE Indonesia, saya mengucapkan selamat Hari Raya Idulfitri bagi Anda yang merayakan dan Hari Bumi bagi seluruh pembaca ELLE.

MUSIK MEMILIKI kemampuan mentransformasi cara kita melihat dunia. Musik juga membantu kita keluar dari situasi sulit, menghibur kala sepi, dan memberikan spirit layaknya kita sedang menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari hidup biasa-biasa yang dijalani. Satu yang pasti, musik mampu menghibur pendengarnya dengan berbagai emosi. Jaz bisa membuat Anda terinspirasi, hip hop mengajak Anda bergoyang, pop tanpa sadar bikin Anda bersenandung.
Hal-hal di atas yang membuat setiap generasi merasa musik di era mereka adalah musik terbaik! Terlepas dari generasi apa pun, perasaan dan sensasi memori yang diberikan ketika kita terbuai sebuah lagu bisa jadi begitu personal.

SEWAKTU REMAJA, ibu saya pernah bilang, karena pilihan saya terbatas, maka saya harus cermat dan berhati-hati dalam memilih. Bahwa segala pilihan itu ada konsekuensinya. Lulus SMA saya memutuskan mengambil jurusan yang paling tidak membebani alias sesuai budget. Menurut kalkulasi saya, biaya pindah jurusan lebih masuk akal ketimbang biaya mahasiswa baru di jurusan yang saya inginkan. Perkataan ibu saya menempel terus hingga sekarang. Saya tumbuh menjadi orang yang sangat hati-hati dan khawatir terhadap sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Semuanya harus bisa dihitung, diukur dan dilihat dari segala sudut: atas, bawah, kiri, kanan. Semestinya apa pun yang bisa diukur, maka harus diukur, hingga kita mendapat satu kesimpulan yang utuh dan solid. Saya kurang menyukai kejutan, bahkan perkara sesederhana membaca buku, saya terkadang membaca ending cerita terlebih dahulu. Kehati-hatian bikin saya suka akan angka; bagi saya angka dan data (asalkan didapatkan lewat metode yang tepat) tidak mungkin bohong, berbeda dengan manusia.

Luna Maya hadir sebagai bintang sampul ELLE Indonesia edisi Desember 2023. Sang superstar berbicara tentang memaknai hidup di dekade usia yang baru. Edisi ini juga menyajikan reportase tren mode musim peralihan menuju tahun 2024, pengaruh seni dalam garis rancang furnitur, hingga kurasi destinasi hiking dan trekking berpanorama paling memesona di dunia.
Didunia Fashion, musim transisi menandai babak baru bereksperimen dengan gaya personal. Dalam edisi ini temukan kurasi tren busana yang menonjolkan teknik tailoring dan konstruksi cerdas rancangan nan dinamis untuk memperkaya penampilan secara maksimal.

SEMUA TULISAN yang ada di ELLE tidak ada yang tidak penting buat saya. Sebab itu saya cukup cerewet dan pelit soal halaman. Baik itu tulisan pendek 1/4 halaman maupun tulisan panjang 8 halaman, dua-duanya sama-sama berharga. Keduanya perlu dan harus memberikan nilai bagi pembaca. Bukan karena saya bekerja di ELLE, tapi karena saya juga seorang pembaca dan konsumen. Saya tahu rasanya ketika kita membeli sesuatu lalu merasa buang-buang uang. Apalagi rasanya seperti membuang waktu karena membaca sesuatu yang tidak ada “isinya”. Singkatnya, konsumen yang telah terinvestasi uang dan waktu untuk ELLE, tidak pernah boleh merasa dirugikan. Jurnalisme merupakan jantung yang menggerakkan ELLE, dan tentunya semua itu dibungkus dengan gaya dan visual yang indah.

ELLE Indonesia edisi Oktober 2023 menyajikan sejumlah wawancara eksklusif bersama figur-figur inspiratif yang bergerak di bidang music, teknologi, mode, serta pemberdayaan komunitas. Para tokoh yang menginspirasi seperti musisi Anggun, Kiky Hapsari (perempuan petinggi Shopee Indonesia), seniman dan aktris Salvita De Corte, serta bintang Kpop dan primadona mode JISOO.  Simak juga sederet kurasi aksesori terlengkap menyambut musim gugur dan kisah-kisah menarik lainnya yang mengulas tren kecantikan dan tata estetika tata ruang. 

PARA ILMUWAN, seperti dilansir oleh National Geographic, menaksir usia Planet Bumi ialah 4,5 miliar tahun. Dan selama 4,5 miliar tahun tersebut, Bumi telah menyaksikan berbagai peristiwa dan evolusi dari seluruh makhluk hidup yang ‘menumpang’ di Bumi. Ketika asteroid memunahkan kehidupan mahkluk di zaman Mesozoikum, Bumi tetap bertahan. Bumi yang sama juga menyaksikan dengan sabar ketika berbagai organisme memulai perjalanan evolusi jutaan tahun untuk memulai era yang baru. Singkat cerita, kehidupan di Bumi terus berputar, hanya penghuninya saja yang silih berganti. Bumi yang begitu tua kini ditempati oleh Anda dan saya—sebuah masa di mana manusia ‘menguasai’ Bumi. Tidak ada yang tahu pasti berapa lama era spesies manusia hidup di Bumi, namun untuk durasi per individu bervariasi dari 1 hingga 116 tahun—bergantung pada berbagai faktor dari gen, keberuntungan, gaya hidup, dan silahkan Anda isi sendiri.

KEMARIN, SEHARI sebelum tulisan ini dibuat, saya dan ibu saya berdebat
soal Ratmi B-29. Seorang komedian perempuan yang terkenal lewat berbagai film komedi di tahun 1970. Hal yang kami perdebatkan sepele, yaitu arti B-29 dari nama sang komedian. Menurut ibu saya, B-29 didapat dari iklan sabun colek, sedangkan saya berasumsi jika nama itu kemungkinan ia peroleh dari nama sebuah grup pelawak di masa lalu.
Kami berdua salah. Setelah melakukan sedikit riset, kami menemukan kisah Ratmi B-29 lebih dari sekadar wajah jenaka dan komedi lucu yang begitu membekas khususnya bagi mereka yang lahir di era ’70, ’80, dan ‘90-an. Suratmi (nama asli mendiang) merupakan tokoh pahlawaan kemerdekaan yang begitu dihormati. Di zaman revolusi, beliau merupakan Sersan Dua angkatan bersenjata di Jawa Tengah dan anggota Barisan Srikandi yang
berperang melawan penjajah.

Terlepas dari segala kompleksitas dalam proses persiapan acaranya, esensi
pernikahan sejatinya adalah perihal komitmen yang dibuat dan disepakati oleh dua orang. Sebuah keinginan untuk hidup berdua, bersamasama menjalani masa depan, serta keikhlasan untuk menerima segala perbedaan dan kemampuan untuk menghargai satu sama lain—pernikahan mencakup segala komitmen apa pun yang dibuat oleh Anda dan pasangan.

S E C A R A N A L U R I A H , manusia gemar berkomunikasi. Di masa prasejarah, bentuk komunikasi ini disampaikan dalam bentuk pahatan kasar ditembok batu di dalam gua. Ketika peradaban kian maju, komunikasi dilakukan dengan banyak cara: dari menulis diatas batu, perkamen atau kulit binatang, piringan hitam, pita kaset, kanvas dan banyak lagi. Lewat berbagai bentuk komunikasi ini, masyarakat yang hidup di masa sekarang bisa belajar berbagai hal berkat dokumentasi yang ditinggalkan oleh generasi pendahulunya. Seni lahir sebagai salah satu varian ekspresi dan bentuk komunikasi dari seniman, yang dilakukan baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

B U K A N N Y A T I D A K P E R C A Y A, tapi 'bekerja sesuai passion’ seperti yang sering digaungkan career coach bukanlah perkara sederhana. Mengingat tidak semua orang punya privilese untuk langsung bekerja sesuai passion di awal mula karier mereka—atau bahkan sepanjang usia produktif dan masa karier mereka. Ada yang karena tuntutan finansial harus mengerjakan pekerjaan yang bukan passion mereka, ada yang telah nyaman dengan pekerjaannya, ada pula yang karena harus melanjutkan bisnis keluarga terpaksa meninggalkan passion mereka, bahkan ada yang seiring perjalanan waktu dan pengalaman kemudian menemukan passion baru dalam hidupnya.

ADA DUA EDISI yang secara spesifik saya minta untuk tidak diganggu terlalu banyak kepentingan. Salah satunya ialah edisi Maret. Selain berkesan karena menjadi edisi perdana ELLE Indonesia ketika pindah di bawah payung manajemen Mayapada Group (2018 silam); Maret merupakan bulan di mana dua momen spesial dirayakan, yaitu International Women’s Day atau Hari Perempuan Sedunia dan Hari Film Nasional—Maret juga menjadi bulan penting bagi mode dan ELLE sebagai majalah gaya hidup karena koleksi Spring-Summer resmi dilansir di pasaran. 
Sempat absen dua tahun selama masa pandemi, tahun ini majalah ELLE kembali menghadirkan ELLE Women in Cinema untuk kali ketiga. Momen istimewa di mana majalah ELLE Indonesia memberi apresiasi kepada sejumlah tokoh perempuan di dunia sinema Tanah Air. 

GURU ANTROPOLOGI saya dulu pernah bercerita, betapa menakjubkannya buah anggur yang menjadi salah satu makanan pokok  bagi masyarakat di kawasan Asia Kecil. Dimana dari buah yang sama, orang bisa mendapatkan dua hasil yang begitu bertolak belakang. Anggur bisa menjadi haram (bagi beberapa kepercayaan) manakala diolah menjadi air anggur; dan ketika diolah secara berbeda, anggur dapat menjadi selai bergizi yang tentunya halal.
Hal yang sama, paling tidak bagi saya pribadi, berlaku untuk urusan hati. Dari hati, bisa terpancar keluar sesuatu yang sangat murni, namun dari tempat yang sama juga bisa keluar sesuatu yang jahat dan tidak menyenangkan. Siapa yang bisa memutuskan apa yang terpancar keluar dari hati? Itu kembali kepada pemiliknya masing-masing. Bukan kepada pasangan, sahabat, keluarga, atau kondisi tertentu. Dari hati yang baik, konon pikiran dan perkataan yang diucapkan pun menjadi baik dan positif.

D I M A S A K E C I L ,  seperti anak-anak lain pada umumnya, kebahagiaan buat saya adalah sesuatu yang sangat sederhana. Saya merasa bahagia ketika saya sedang menggambar pemandangan; gunung, matahari yang bersinar, pepohonan, jalanan, lalu ada rumah kecil di pinggir jalan. Merasa bahagia saat itu juga berhubungan dengan suasana hangat dan nyaman di tengah keluarga.
Beranjak remaja, ihwal yang menimbulkan perasaan bahagia lalu menjadi berbeda sekaligus beragam. Saya senang bersama orang-orang yang setia kawan. Saya bahagia ketika jatuh cinta, dan lebih lagi manakala perasaan itu tidak bertepuk sebelah tangan.

APA YANG membuat Anda merasa berdaya? Sebuah pertanyaan yang akan menuai beragam jawaban. Tak sedikit orang mengaitkan rasa berdaya dengan sensasi perasaan ketika suara atau opininya didengar. Sesuatu yang terasa begitu menantang manakala kita hidup di zaman yang begitu ‘bising’ seperti sekarang, di mana informasi bergerak cepat, tidak terkonfirmasi kebenarannya, dan progresif ditafsirkan sama dengan kontroversial.

H A R I B A T I K N A S I O N A L yang dirayakan setiap bulan Oktober mengingatkan kita pada banyak hal, dari selebrasi akan pengakuan internasional pada warisan budaya Tanah Air hingga keuletan artisan Indonesia dalam membuat kerajinan yang kerap dianggap sepele. Ironis, mengingat banyak pencinta mode kerap takjub ketika mengetahui bagaimana proses pembuatan produk adibusana di kota Paris yang menghabiskan lebih dari 1000 jam atau membutuhkan keterampilan khusus; namun di saat yang sama kaget luar biasa ketika mendengar harga selembar kain batik bisa mencapai lebih dari 160 juta rupiah. Salahkah reaksi tersebut? Rasanya tidak. Sebab itu penting sekali peran edukasi yang mumpuni dari berbagai pihak. Edukasi paling sederhana—yang datang dari dalam diri sendiri—bisa dimulai dengan memberikan ‘martabat’ kepada profesi atau artisan batik dengan tidak melihat mereka sebatas sebagai tukang; kemudian mengadopsi cara lain yakni mulai berinvestasi dengan membeli kreasi batik tulis, sehingga industrinya bisa terus berjalan.

LES FEMMES ONT LE POUVOIR.
Perempuan memiliki kekuatan. Dan kekuatan itu makin terlihat terang benderang ketika gerakan feminisme mulai gencar membuka ruang-ruang baru bagi perempuan sebagai individu yang merdeka; tak lagi terjebak dalam batasan dan terpenjara dalam ruang yang mengekang kebebasan. Kepercayaan diri perempuan untuk menjadi dirinya sendiri dan tidak terlihat seragam, sedikit banyak juga karena diberkati oleh kehadiran feminisme. Kaum perempuan yang hidup di masa kini memiliki begitu banyak referensi akan konsep perempuan berdaya yang terlihat unik berkat penampilan yang melawan tren dan pekerjaan yang mereka lakukan. Semua itu menjadi keniscayaan karena keberanian dan perlawanan perempuan-perempuan di generasi terdahulu. Keberanian untuk menjalankan lebih dari satu peran ketika norma dan masyarakat sekitar memaksa perempuan untuk memilih antara menjalani karier profesional atau menjadi ibu rumah tangga.

APA ARTINYA menjadi orang Indonesia? Sejak dulu, kita selalu diingatkan oleh suatu keyakinan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya dan beradab. Orang-orangnya ramah dan santun, masyarakatnya penuh tenggang rasa dan toleransi, warganya punya tradisi gotong royong, dan selalu menekankan pentingnya jadi manusia yang berbudi pekerti. Kita kemudian akrab akan konsep Bhineka Tunggal Ika—berbeda namun tetap satu, serta berbagai slogan positif yang menegaskan kemajemukan bangsa Indonesia. Tentu kita masih kita hapal
betul hal itu sampai sekarang.

SEWAKTU KECIL, Ibu saya ingin saya mengikuti jejaknya sebagai penyanyi gereja. Beliau mau ketiga anaknya mengikuti les menyanyi, bisa memainkan alat musik, dan (ini yang paling penting menurut beliau) harus mau bernyanyi di gereja. Saya tentu saja tidak antusias. Selain karena malu tampil di depan banyak orang, saya juga sadar suara saya tidak bagus-bagus amat. Semua terlihat jelas di mata saya: tidak ada bakat, hasrat apalagi niat untuk bisa menguasai melodi, tangga nada, instrumen, termasuk bernyanyi menggunakan head voice atau chest voice—ironis mengingat saya sangat menyukai musik. Dulu saya lebih memilih ikut lomba menggambar, mendesain seragam olahraga sekolah, mengikuti kegiatan mading (majalah dinding), menulis cerpen, atau membuat komik. Namun demi memenuhi permintaan Ibu, saya ikut keinginan beliau untuk bernyanyi di gereja.

MEMASUKI bulan Mei, ini menjadi momen yang spesial dimana sudah ketiga kalinya kita menjalani Ramadan dan merayakan Idul tri di tengah pandemi. Di hari-hari yang istimewa, ELLE menghadirkan sejumlah ulasan spesial untuk menemani Anda mempersiapkan segala sesuatunya agar perayaan Lebaran tahun ini jadi kian berkesan. Mulai dari inspirasi busana modest dan scarf, tip perawatan kesehatan kulit kepala, serta obrolan kontributor ELLE, Melur Pinilih, bersama ahli gizi mengenai pola makan dan gizi seimbang selama berpuasa, kurasi tableware cantik untuk jamuan bersama keluarga dan orang-orang terkasih, menu diet Keto, hingga inspirasi hunian bergaya Maroko milik Maite dan Paolo Bulgari di Marrakesh.

ISU LINGKUNGAN, kelestarian alam, pemanasan global, pencarian alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, serta tingkat konsumsi manusia terhadap barang-barang yang sulit terurai atau didaur ulang sejatinya bukanlah hal baru. Isu-isu tersebut telah mencuat sejak lama dan menjadi peringatan keras para ilmuwan dan aktivis di seluruh dunia. Namun apa yang terjadi selama 7 dekade terakhir? Tanpa menegasikan berbagai pencapaian, nyatanya tak banyak perubahan fundamental yang sudah terjadi. Anda tidak perlu melihat data grafik atau persentase, tapi cukup keluar dari gedung kantor Anda lalu rasakan udara sekitar. Bukankah panas matahari terasa berbeda dari yang Anda ingat saat masih di bangku sekolah dulu? Cuaca pun tak lagi bisa diprediksi jauh-jauh hari seperti zaman dulu.

PEREMPUAN MENERIMA begitu banyak label. Sayangnya, tidak semua label bersifat positif apalagi adil dan akurat. Bagi perempuan-perempuan yang mempelajari sains dan astronomi, mendalami pengetahuan obat-obatan herbal (masa sebelum masuknya ilmu medis dan peradaban modern), memiliki tingkat literasi tinggi, memutuskan untuk tidak menikah di standar usia tertentu, terlalu keras bersuara, keberadaannya dirasa mengancam dan tidak memenuhi standar dan norma dalam struktur sosial yang diciptakan oleh laki-laki; sejarah peradaban manusia mengisahkan bahwa perempuan-perempuan tersebut (yang berada di abad-abad sebelumnya dan tersebar dari Tiongkok hingga Jerman) hidupnya tidak berakhir baik. Perempuan-perempuan ini tidak menerima pengakuan, tidak diapresiasi, tidak memiliki hak jawab ketika diadili. Mereka akan diberi label ‘penyihir’ yang seakan-akan menjadi “tiket” bahwa perempuan dianggap wajar untuk diburu dan dihukum mati. Isu perempuan menjadi makin kompleks ketika kita menambahkan faktor rasial—perjuangan perempuan kulit hitam di Amerika dan Eropa untuk mendapat akses pendidikan yang adil atau keterwakilan perempuan suku asli Aborigin di parlemen Australia.
Rasa ingin tahu yang umumnya menghasilkan inovasi, penemuan, dan pengetahuan baru nyatanya tak selalu berakhir indah untuk perempuan.
Perempuan dianggap sebagai penyebab manusia jatuh ke dalam dosa, ketika Hawa memakan buah dari Pohon Pengetahuan Tentang Yang Baik dan Yang Jahat, dan memberikan buah itu kepada Adam.

PENGALAMAN MASA KECIL dan kehidupan sulit di masa lalu telah memberi saya banyak modal untuk memiliki empati. Saya sangat bersyukur pernah merasakan apa yang dulu telah saya lewati; yang pada masa itu terasa sangat tidak nyaman.
Kini saya menjadi bisa melihat banyak hal dengan hati yang lebih hangat. Barangkali Anda dan para pembaca ELLE lainnya juga pernah merasakan hal yang sama. Bahwa ketika kita berada di sisi lain kehidupan, maka muncul pengalaman-pengalaman yang pada akhirnya membuat kita peka dalam melihat atau menanggapi situasi dan kondisi—baik yang dihadapi orang lain maupun diri sendiri.

Elle Indonesia  Cover - November 2024 Edition

November 2024

Elle Indonesia  - November 2024

Elle Indonesia  Cover - October 2024 Edition

October 2024

Elle Indonesia  - October 2024

Elle Indonesia  Cover - September 2024 Edition

September 2024

Elle Indonesia  - September 2024

Elle Indonesia  Cover - August 2024 Edition

August 2024

Elle Indonesia  - August 2024

Elle Indonesia  Cover - Elle Bride 2024 Edition

Elle Bride 2024

Elle Indonesia  - Elle Bride 2024

Elle Indonesia  Cover - June 2024 Edition

June 2024

Elle Indonesia  - June 2024

Mei 2024

Elle Indonesia  - Mei 2024

Elle Indonesia  Cover - April 2024 Edition

April 2024

Elle Indonesia  - April 2024

Elle Indonesia  Cover - March 2024 Edition

March 2024

Elle Indonesia  - March 2024

Elle Indonesia  Cover - February 2024 Edition

February 2024

Elle Indonesia  - February 2024

Elle Indonesia  Cover - December 2023 Edition

December 2023

Elle Indonesia  - December 2023

Elle Indonesia  Cover - November 2023 Edition

November 2023

Elle Indonesia  - November 2023

Elle Indonesia  Cover - October 2023 Edition

October 2023

Elle Indonesia  - October 2023

Elle Indonesia  Cover - September 2023 Edition

September 2023

Elle Indonesia  - September 2023

Elle Indonesia  Cover - August 2023 Edition

August 2023

Elle Indonesia  - August 2023

Elle Indonesia  Cover - Elle Bride 2023 Edition

Elle Bride 2023

Elle Indonesia  - Elle Bride 2023

The Indonesian edition of the world’s best-selling fashion magazine is a must-read for the confident, ambitious and global-minded woman. ELLE is the world’s biggest-selling fashion magazine. ELLE Indonesia, launched in 2008, is part of a powerful ELLE network of 46 print editions and 37 websites around the globe.

Elle Bride 2022

Download your favorite titles and read them offline, anytime and anywhere

Gift your loved ones with a Magzter Gift Card instantly and give them the freedom to read their favorite magazines and newspapers from thousands of best-selling titles.

Gift your loved ones with a Magzter Gift Card instantly and give them the freedom to read their favorite magazines from thousands of best-selling titles.

Gift your loved ones with a Magzter Gift Card instantly and give them the freedom to read their favorite magazines from {{magCount}}+ best-selling international titles.

Name

Please fill out this form if you need any help regarding publishing your content on Magzter

Since we launched, Magzter has been committed to partnering with global organizations to provide the greatest possible newsstand technology & service to our customers. Whether you are looking to offer magazine subscriptions to your customer database or just want to learn more, Magzter is committed to helping your business grow. To find out more, please fill out the questionnaire below:

Elle Indonesia - Elle Bride 2024

Elle Indonesia - Elle Bride 2024

In this issue

Elle Indonesia Magazine Description: